Kepri Bebas Rabies, Bukan Hanya Bualan Belaka

Natuna, (MR)

SENIN pekan lalu, jam  sudah menunjukkan pukul 15.30 wib, namun aktifitas dikantor Dinas  Pertanian  dan Peternakan, masih serba sibuk. Sejumlah pegawai berseragam lengkap, masih duduk dimeja computer, sesekali mereka menggeser badan untuk meng-hilangkan rasa penat. Tidak terkecuali, Kadis Pertanian dan Peternakan, Darmansyah SH.MH.

Diatas meja kerja, telah menumpuk sejumlah kertas penting, yang harus ditanda-tangani. Tanpa mengenal lelah diri diasikkan dengan pekerja-an barunya. Maklum, pak Kadis, baru dilantik beberapa bulan. Kendati demikian tidak terlihat rasa canggung dalam melaksanakan tugas barunya. Belajar dan mau bertanya, merupakan kunci kesuksesan bagi Dirinya.

Saat beberapa Wartawan mendatangi kantornya, dengan seyum ramah Ia mempersilah-kan wartawan masuk. Tanpa sungkan-sungkan Darman-syah mempersilahkan warta-wan untuk mengambil bebe-rapa minuman kaleng yang ada di kulkas. “Silahkan ambil jangan sungkan,” papar Kadis yang akrab dengan wartawan ini.

Bell pun berbunyi. Staf berbaju putih hitam itupun masuk. Tolong panggilkan semua Kabit, serta Sekretaris pintanya. Pemimpin yang baik memang  tidak akan mau tam-pil sendiri, Ia ingin menunjuk-kan kwalitas anak buahnya. “Kami membuat program, seluruh kabit harus  mema-parkan program, dan sampai dimana pencapaian, serta apa kendala, dengan demikian kita dapat mencari solusinya. Pokoknya kita ingin tampil beda,” ujar pak Kadis. Meski  tergolong baru menjabat di Dinas Pertanian dan Peterna-kan namun Darmansyah, tidak canggung dalam menjawab sejumlah pertanyaan warta-wan.

Mengenai Kepri dinyata-kan bebas Rabies, khususnya Natuna, Dinas Peternakan dan Pertanian, Kabupaten Natuna, akan menjaga amanah ini dengan baik tentu melakukan sosialisasi terhadap anak-anak sekolah, Ibu-Ibu PKK dan masyarakat lainnya.

Untuk saat ini, kata Taufiq Ismail, pihaknya telah melaku-kan sosialisasi kesejumlah sekolah di kabupaten Natuna. Sebab pencegahan harus dilakukan pada anak-anak sekolah. Kemudian terhadap masyarakat dan Ibu-ibu PKK. Dan hanya beberapa sekolah saja yang belum dilaksanakan. Kabit  peternakan ini, berharap melalui pencegahan, maka virus rabies tidak masuk ke Natuna, sehingga Kepri bebas rabies bisa terlaksana.

Penyakit Rabies, termasuk pembunuh mematikan menye-rang  otak, penularannya, ber-asal dari hewan berdarah pa-nas, seperti, Anjing, kelelawar, Sapi, Kambing dan termasuk manusia. Artinya hewan menyusui. Cara penularan bisa dari gigitan, ciuman dan kulit, jika ada terluka.

Ciri hewan yang telah ter-serang, ekor melingkar keba-wah perut, lidah menjulur dan mengeluarkan air liur berlebi-han dan agak ganas. Jika sudah terjangkit rabies jarang dapat diselamatkan. Selain melaku-kan pencegahan, Mereka juga  mengambil paksin daging yang masuk ke Natuna untuk diteliti. Kepri bebas rabies jangan jadi lading rabis timpal Darman. Kapan pun kami diperlukan kami siap.

Kabupaten Natuna ada sekitar, 8170 ekor sapi terma-suk 6 ekor kerbau. Data ini sudah kami teliti, dan program tahun ini kami jadikan bebe-rapa daerah sebagai perconto-han sapi, seperti setengar. Disini juga sudah kami wajib-kan apel pagi dan sore, selain meningkatkan disiplin juga menumbuhkan rasa kebersa-maan. Intinya saling keterbu-kaan kata sang kadis. Diakui-nya, ada beberapa peternak sapi bantuan “berma-salah”. Mereka berani menjual sapi bantuan, sebelum ada hasilnya. Hal seperti ini harus kita tindak tegas, kami sudah meminta agar mengembalikan sapi itu, jika tidak bisa, terpaksa me-nempuh jalur hukum ucapnya.

Mengenai pertanian, Natu-na setiap tahun mengespor beras dari luar, padahal lahan dinatuna cukup luas, ditambah lagi dukungan Pemerintah  dalam hal program persawa-han. Banyak orang mengata-kan program ini gagal dan hanya menghambur-hambur-kan uang rakyat. Pada hal bukan, soalnya lahan yang digarap belum maksimal hasilnya, dikarenakan sawah masih banyak zat asamnya. Seandainya petani mau berta-han untuk tetap mengolah sawah tersebut, tentu hasil panen akan bertambah, karena zat asam akan semakin berku-rang. Jika semua petani hanya mengharapkan bantuan peme-rintah semata, kapan  majunya?.

Jadi tidak ada maksud untuk meninggalkan program yang sudah jadi. Tinggal kemauan dari petani untuk melanjutkan, jelasnya kita tetap bantu pupuk subsidi. Kalau bibit, kadang petani ada yang nakal, hasil panen di jadikan beras semua, seharus-nya sebahagian harus dijadi-kan bibit. Inilah jadi kendala bagi kita. Kata Kabit pertanian, diamini Kadis. Jika la-han yang ada diolah sedemikian rupa, bisa-bisa natuna merupa-kan penghasil beras. Sehingga kita tidak terikat kepada DBH saja, tapi dari beras bisa mendapatkan PAD yang sangat besar. Intinya kami terbuka, dan tolong dibantu, agar masyarakat dapat memahami papar Kadis. Jam sudah me-nunjukkan pukul 17.30, akhir-nya kami pun bubar. >>Roy

 

Loading

Related posts