Catatan Dari Tokoh Pejuang Halteng Di Hut Yang Ke-28

Halmahera Tengah, (MR)
Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) telah genap berusia 28 tahun. Beberapa hari kemarin, tepatnya 31 Oktober 2018 Pemkab Halteng telah memperingati dalam bentuk upacara bendera yang dipusatkan di halaman Kantor Bupati. Sebelumnya pihak panitia telah melaksanakan serangkaian kegiatan lomba yang mengikutsertakan unsur instansi pemerintah, baik dinas maupun badan, BUMN dan BUMD. Tak ketinggalan masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah.
Kaitannya dengan momen HUT Halteng ke-28 tersebut, Media Rakyat perwakilan Maluku Utara, sempat mewawancarai Dr. Abdul Wahab Hasyim, SE,M.Si, nama yang disebutkan ini adalah salah satu tokoh pejuang pembentukan Kabupaten Halteng. Menurut Wahab, ada beberapa catatan sebagai konstribusi bagi Pemeritahan Drs. Edy Langkara dan Abdurahim Ode Yani, SH.MH. tahun pertama pemerintahan keduanya diharapkan mampu mendesain program pembangunan yang berbasis kemandirian daerah dengan lebih mengutamakan pada pembangunan berbasis masyarakat dalam bingkai Fagogoru.
Beberapa isu penting yang berkaitan dengan pembangunan berbasis masyarakat (human development) diantaranya masalah pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan. Bicara soal pendidikan dan kesehatan akan bersentuhan dengan modal investasi Halteng ke depan. Karena pendidikan akan melahirkan manusia-manusia unggul yang punya kapasitas dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan yang diharapkan menjadi pilar kemajuan Halteng.
Investasi SDM ini akan memiliki side effect ke sektor ketenagakerjaan yang akan menyerap tenaga kerja berkualitas dalam jumlah yang besar. Ini relevan dengan keberadaan Halteng sebagai daerah yang potensial dengan natural resource baik itu pertanian, perikanan, pertambangan, kehutanan termasuk pariwisatanya.
“Selain itu pemerintahan Edy-Rahim, dituntut pula mampu menggenjot pembangunan infrastruktur yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan pendidikan dasar dan menengah serta akses kesehatan yang layak. Jadi bukan hanya manusianya yang perlu dipacu SDMnya, tapi fisik atau infrastrukturnya. Bagaimana masyarakat mau mendapat pendidikan berkualitas, semetara gedung sekolahnya tidak layak, infrastruktur jalannya tidak memadai,” katanya.
“Sehingga menghambat masyarakat terutama siswa-siswi untuk pergi bersekolah dengan aman dan nyaman. Listrik yang belum menjangkau desa-desa terpencil yang menghambat kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah. Puskesmas yang tenaga medis dan paramedisnya sangat terbatas, gaji rendahan sering terlambat dengan pelayanan yang tidak maksimal. Belum lagi masalah suplay obat yang sering terlambat. Kesemuanya ini perlu dibenahi oleh Edy- Rahim,” papar Abdul.
Pemerintahan baru ini diharapkan mengutamakan daya beli masyarakat secara ekonomis, bisa terjangkau terutama masyarakat di desa-desa. Kemandirian masyarakat desa menjadi prioritas karena pertumbuhan dan kemandirian masyarakat desa akan menopang perekonomian di kawasan. Dengan adanya dana desa misalnya, desa memiliki potensi yang luar biasa dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan desa. >>Ateng

Loading

Related posts