ALAMI KERUGIAN, PENGURUS BUMDES BANGKA DESE ENGGAN LAKUKAN EVALUASI

Manggarai NTT, (MR) – Badan  usaha  milik  desa  (BUMDES)  sejatinya  menjadi  sebuah  badan  usaha  yang  diharapkan  dapat  membantu   meningkatkan  perekonomian  masyarakat  desa  itu  sendiri.  tetapi  apa  jadinya  jika  BUMDes  bukannya  mendapat   keuntungan  namun  justru  mengalami  kerugian.

Hal  ini  dialami  Badan  usaha  milik  desa  Bangka  Dese  kecamatan  Lelak  kabupaten  Manggarai  propinsi  Nusa  tenggara  timur  (NTT).

Kerugian  ini  diakui  ketua  Bumdes  Bangka  Dese  Martinus  Parus  saat  dihubungi  Media   ini  (MR)  melalui  telepon  selulernya   di  Ruteng  belum  lama  ini,  untuk  mengkonfirmasi  terkait  informasi   Masyarakat   yang  menyebut  aktivitas  Bumdes  Bangka  dese  tidak  berjalan.

Tidak  hanya  itu,  Bumdes  tersebut  dikabarkan  tidak  pernah   dilakukan  evaluasi  selama  bertahun  tahun.

Padahal,  sejak   dibentuk  tahun  2018 silam,   Bumdes    tersebut  telah  mendapat  penyertaan  modal  dari  pemerintah  desa  Bangka  dese  senilai  Rp. 130.000.000  yang  dialokasikan  dari  dua  tahun  anggaran  DD  Bangka  dese   yakni  tahun  2018  sebesar  Rp. 30.000.000  dan  tahun  2019  sebesar Rp. 100.000.00.

Marten  mengatakan,  berdasarkan  kesepakatan  awal, dana  Bumdes  tersebut  dikelola  untuk   usaha  jual  beli  sembako  dan  bahan  bangunan, semen. namun  kemudian  usaha   tersebut  terhenti  karena mengalami  kerugian.

Namun  Marten  tidak  menyebut  nilai  kerugian  Bumdes  yang  dipimpinnya  itu.

Ia  hanya  mengatakan, sejak  usaha  jual  beli  sembako  dan  semen  itu   berhenti, pihaknya   menyimpan  uangnya  di  salah  satu  Bank, tetapi  jumlahnya   berkurang  yakni  hanya  sebesar  Rp. 85.000.000 (delapan  puluh  lima  juta  rupiah).

Marten  juga  membenarkan  jika  pihaknya  belum  melakukan  evaluasi  hingga  tahun  2021  ini. Ia  mengaku  hanya  pernah  satu kali  dievaluasi  yaitu  tahun  2018  lalu.

Data  yang  diperoleh  Media  ini  dari  Bendahara  Bumdes  Bangka  dese, Rosalia  Din    menunjukkan  selembar  kertas  yang  berisikan  daftar  penggunaan  uang. dalam  daftar  tersebut  tercatat  Rp. 16.604.000  uang tersebut  masih  berada  di  tangan  pengurus  Bumdes  itu  sendiri   sementara   Rp. 6.658.000  masih  berada  di  tangan  peminjam.

Rosalia  Din  tidak  menyebut  secara  rinci   siapa  saja  nama  nama  pemakai  uang  tersebut  dan  kapan  akan  dikembalikan  ke  kas  Bumdes.

Diduga   kerugian  tersebut   diakibatkan  oleh  karena   penggunaan   uang  yang   tidak  sesuai   dengan   kesepakatan  awal  yang  seharusnya  digunakan  untuk  usah  jual  beli  sembako   tetapi  dalam  prakteknya  dana  tersebut   sebagian  justru   digunakan  untuk   pinjam   meminjam.

Selain  itu   sikap  pengurus  Bumdes  Bangka  dese  yang  enggan  dan terkesan  menunda  nunda  pelaksanaan  evaluasi   disinyalir   disebabkan   karena   peminjam  belum  dapat   mengembalikan  uang  tersebut.

Parahnya   ketua  Bumdes   Bangka  dese  Marten  Parus   justru  berdalih  dan menyebut   Dinas  pemberdayaan  masyarakat  dan  desa  (DPMD)  kabupaten  Manggarai  sebagai  alasan  tidak  dilakukannya  evaluasi   Bumdes   tersebut.

Kepada  Media  ini  Marten  mengatakan  bahwa  tidak   dilakukannya  evaluasi disebabkan  karena  menunggu  konsultasi  dengan  dinas  DPMD  kabupaten  Manggarai.

Marten  juga mengaku  bahwa  Masyarakat  Desa  Bangka  dese   sudah beberapa  kali  memintanya  agar  melaksanakan  evaluasi  namun   tetap  tidak  dilakukan,  alasannya  tetap  sama  yaitu  menunggu  konsultasi  dengan  DPMD.

Dikonfirmasi  langsung  di  kantornya, kepala  seksi  Bumdes  DPMD  kabupaten  Manggarai  Fransiskus  Magang  membantah  pernyataan  ketua  Bumdes  Bangka  dese  tersebut.

“Yang  disampaikan  ketua  Bumdes  Bangka  dese  itu  tidak  benar” ungkap  Frans.

Frans  mengatakan,  segala  sesuatu  tentang  Bumdes  dan  pengelolaannya  itu diatur  oleh  desa  itu  sendiri  dan  yang  bertanggung  jawab   adalah  Desa. apalagi  tambahnya,  Bumdes  pasti  ada  pengurus  dan  juga  dewan  pengawasnya.

DPMD  kata  Frans,  hanya  untuk  membina  dan  memberikan  arahan. apabila  ada  persoalan, kami  menunggu  laporan  dari  pengawas. Jadi  tanggung  jawab  Bumdes  adalah  Desa  itu  sendiri. tutur  Frans.

Kepala  desa  Bangka  dese  Yeremias  Jemadu   membenarkan  Pemdes  Bangka  dese  telah  menyertakan  modal  sebesar  Rp. 130.000.000   kepada  Bumdes   tersebut.

Berbeda  dengan  Marten, Yeremias  justru  mengaku  berkali  kali  menyarankan  kepada  ketua  Bumdes agar  segera  melakukan  evaluasi, tetapi  ketua  Bumdes   Marten  Parus   tidak  mengindahkannya.

Masyarakat  desa  Bangka  dese  meminta  Pemerintah  kabupaten  Manggarai   di  bawah  kepemimpinan  Bupati  Heriybertus  G.L. Nabit  agar  dapat  memperhatikan  dan  mengambil  sikap  tegas  terkait  buruknya  pengelolaan  Bumdes  Bangka  dese.  (PN/IrnoAgal)

Related posts

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.