Natuna,(MR)
HINGGA saat ini, belum ada tanda-tanda dari pihak rekanan bakal diperbaiki proyek peningkatan jalan Sp.Tanjung-Tanjung Datok sepanjang 1 km. Meski pemberitaan MR sudah lebih dari 2 minggu, belum ada niat baik dari Pihak rekanan. Sementara konsultan pegawas lapangan JM, saat dihubungi via telepon, merasa kaget. “Nanti akan kami periksa daerah mana saja yang rusak”. Ia juga mengakui, pekerjaan paket hotmik sepanjang 1 km, masih tahap pemeliharaan. Jika memang benar ada rusak akan segera dilakukan perbai-kan, ungkap JM.
Tempat terpisah, Wakil Ketua DPRD Natuna, Dwitra Gunawan sangat menyayang-kan paket pekerjaan lapis hotmik antara SP.Tanjung-Tj datok baru beberapa bulan selesai sudah mengalami keru-sakan. Jika dilihat dari sisi pekerjaan, tidak seharusnya paket ini rusak, sebab baru selesai. Jika Faktanya sudah demikian, kita harapkan Gubernur kepri segera mene-gur Kontraktor dan kepala SNVT. Kita minta jalan ini segera diperbaiki, tegas Dwitra saat ditemui diruang kerjanya.
Untung saja paket peker-jaan ini masih tahap pemeliha-raan, jika tidak, tentu akan menjadi “PR penegak hukum”. Tolonglah pihak provinsi, kalau ada pekerjaan di Natuna, libatkan juga PU Natuna, untuk melakukan control pekerjaan. Sehingga mutu dan kwalitas pekerjaan baik. Yang kedua, Satker SNVT, jika ada laporan pekerjaan sudah ram-pung, tolong turun kelapangan, apakah benar pekerjaan itu sudah layak untuk dilaporkan, jangan hanya duduk-duduk saja dikantor. Sesekali turun langsung kelapangan untuk memantau pekerjaan, sehingga pihak rekanan tidak main-main dalam pekerjaannya. Imbuh-nya.
Pada edisi lalu, Peningka-tan jalan Sp Tanjung-Tanjung Datok oleh Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Pelaksa-na Jalan Nasional SNVT Kepri, dikerjakan oleh PT Nusantara Agung dengan pagu dana Rp.2.898.810.189.00, yang diambil dari dana APBN murni Tahun 2011 dalam pelaksanaannya, mengalami keterlambatan. Bahkan peng-aspalan yang baru rampung 3 bulan lalu, tampak “terkelupas (Tukar Sisik)” Jika dibiarkan, berlarut-larut, apalagi cuaca di Kabupaten Natuna hujan, akan mempercepat kerusakan.
Faktor lain mungkin diaki-batkan, jarak tempuh peng-ambilan aspal dengan lokasi pengaspalan, sehingga kadar atau suhu aspal tidak mencapai target, mengakibatkan daya rekat aspal berkurang dan mudah terkelupas. Selain itu, parit (Grand Ace) hanya puluhan meter saja, pada hal panjang pengaspalan 1 KM, pertanyaannya benarkan Pembangunan parit hanya puluhan meter saja.
Ketua LSM Gebuki Gerakan Berantas Korupsi Kota Tanjung Pinang Kuncus Simatupan, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya minggu 11,30 wib, mengata-kan, agar Kajati segera mela-kukan penyelidikan terkait proyek peningkatan jalan di Natuna. Menurutnya, sejak proyek ini dimenangkan PT Nusantara Agung, Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluar-kan bulan April. Namun dalam perjalanan, pihak rekanan baru memulai pekerjaan bulan Agustus lalu. Ini jelas sudah mengangkangi Pepres 54 tegasnya. Seharusnya Pihak kontraktor harus diberi sanksi tegas berupa pemutusan kontrak kerja, karena dianggap lalai, dan memperlambat pembangunan.
Namun kenyataannya, Pelaksanaan pekerjaan terus dilakukan tanpa adanya pemutusan kontrak, ada apa dengan Kepala SNVT dan PPTKnya. Jadi jika pekerjaan peningkatan jalan Tg-Tg Datok sudah mulai “tukar kulit” menurutnya wajar, kare-na pihak rekanan melakukan pekerjaan dengan tergesa-gesa, sehingga hasilnya tidak maksimal. Apalagi pekerjaan dilakukan saat Natuna musim hujan. Hingga berita kedua ini diturunkan baik PPTK maupun Satker SNVT belum dapat dihubungi, kapan bakal diperbaiki. >> Roy