Produksi Panen Petani Wanakerta Anjlok

Karawang, (MR)
Petani Desa Wanakerta menyambut pesimis musim panen tahun ini. Mereka justru mengeluh karena hasil panen merosot drastis dibanding musim sebelumnya. Bahkan hasil panen kali ini, turun hingga 20 persen dibanding musim lalu. Kondisi ini, menimpa para petani dibeberapa Dusun Ciketing.

Serangan hama wereng dan walang sangit yang terus terjadi selama masa pertumbuhan tanaman, membuat tanaman padi rusak dan tidak dapat tumbuh secara normal. Sebagian besar daun dan batang tanaman cepat rusak dan membusuk, sehingga bulir padi (gabah) yang dihasilkan saat panen menjadi tidak berisi. Petani setempat, Umad (42) menuturkan, hasil panen kali ini turun drastis. Sekotak sawah miliknya, berukuran 100 meter persegi hanya mampu menghasilkan 5 kwintal, Padahal dalam kondisi normal semestinya mampu menghasilkan hingga 1,2 ton (12 kuwintal) gabah kering panen.

“Tanaman jadi berkembang tidak normal kaerna disebabkan hama dan penyakit selama masa pertumbuhan, terutama serangan wereng dan walang sangit. Serangan hama ini, membuat tanaman padi rusak parah. Sebagian besar batang dan daun tanaman menjadi kering dan lapuk. Dampaknya, bulir dan gabah yang dihasilkan pun jadi tidak maksimal, bahkan sebagian keluar tanpa biji atau gabuk.

Lain lagi dengan Ajoy (37) petani lainnya menerangkan, selain menurunkan hasil panen, kualitas gabah yang dihasilkan juga menjadi rendah. Dampaknya, harga jual gabah kering panen ditingkat petani langsung anjlok.

“Bayangkan saja, dari kisaran Rp 4.400 per kilogramnya, kini hanya tinggal berkisar Rp 3.900 per kilogramnya. Rendahnya harga jual gabah ini, membuat petani terpaksa harus merugi hingga jutaan rupiah. Teman-teman saya banyak yang mengaku rugi antara Rp 2 hingga Rp 3 juta per petani, tergantung luas sawah yang mereka tanam,” tandasnya.

Riyah (38) istri petani penggarap mengaku pasrah dengan apa yang terjadi pada tanaman padinya. Kini berusaha agar padi tetap masih bisa mendapatkan kuantitas yang terbaik. “Saya pasrah saja yang penting masih bisa panen dan bisa makan itu saja sudah beruntung dibanding yang tidak miliki sawah,” ungkapnya. >>Iyan Warsiyan

Loading

Related posts