ICW Desak Kemendikbud Jujur Soal Kecurangan UN

Jakarta,(MR)

Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengakui adanya kecurangan dan kebocoran pelaksanaan Ujian Nasional (UN). “Selama ini siswa selalu diminta jujur maka kementerian juga harus jujur. Kami berharap ada pengakuan dari kementerian bahwa soal UN SMP pelajaran Matematika memang bocor,” kata Kordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Febri Hendri, saat beraudiensi dengan Posko Pengaduan UN Kemendikbud, Jakarta, Jumat (27/4).

Febri didampingi pengurus ICW lainnya, Siti Juliantari, diterima Kepala Posko Pengaduan UN Kemendikbud, Setiono. Pada audiensi itu, LSM antikorupsi ini juga membawa bukti kunci jawaban yang bocor pada satu sekolah yang masih dirahasiakan. Menurut dia, dari 13 laporan pengaduan masyarakat yang masuk, satu laporan dari seorang guru tentang kebocoran soal UN tersebut yang diklarifikasi kebenarannya.

Febri menjelaskan, berdasarkan penuturan pelapor, kunci jawaban matematika yang ia terima adalah kunci jawaban untuk Rabu (25/4). Sedangkan kunci jawaban pada Selasa yaitu Bahasa Inggris sudah bocor pula sehari sebelumnya.

“Setelah kami terima bukti bocoran jawaban,lalu kami cocokkan jawaban dengan soal yang kami kerjakan, lebih dari 25 sampai 32 soal jawabannya benar. Itu bisa dimaklumi karena kalau betul semua mencapai nilai 100 akan mencurigakan,” kata Febri.

Setiono menyatakan pihaknya memberi apresiasi laporan ICW tersebut, pihaknya akan mengklarifikasi kunci jawaban yang bocor itu kepada Pusat Penilaian dan Pendidikan (Puspendik) dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud. “Kami segera laporkan temuan ICW ini,nanti pihak Puspendik Balitbang akan mengkaji kebenarannya,” kata Setiono.

Dalam kesempatan itu, Setiono meminta ICW dapat memberikan keterangan terbuka tentang pelapor dan sekolah yang diduga melakukan kecurangan UN. Namun Febri meminta kepastian jaminan apakah pelapor terlindungi dan tidak diinitimidasi pihak sekolah atau jajaran dinas pendidikan setempat.

“Apakah bisa dijamin pelapor yang seorang guru ini terjamin keberadaannya dan karirnya nanti, karena banyak pengalaman sebelumnya mereka ada yang diteror dan dimutasi dan karirnya buntu,” ungkap Febri.  >> Nokipa

Loading

Related posts