Tampil Beda, USB Dibangun di Kolam Eks Tambang Bauksit

Struktur bangunan USB SMKNTanjungpinang, (MR)
Minimnya lahan untuk pembangunan sekolah di Kota Tanjungpinang membuat pemerintah setempat harus berpikir lebih, demi terciptanya ruang belajar di wilayahnya. Pemanfaatan kolam bekas tempat pencucian batu bauksit pun menjadi tujuan akhir. Seperti dipembangunan Hibah USB SMKN Tanjungpinang  Tahap I yang dibangun di atas tempat bekas pencucian batu bauksit meski sebelumnya telah ditimbun dengan tanah sebanyak 2500 kubik dalam kolam tersebut.

Dinas Pendidikan Provinsi Kepri selaku pihak oner mau tak mau  menerima lahan yang diberikan pemerintah Kota Tanjungpinang  untuk pembangunan Unit Sekolah Baru (USB). Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) mengatakan, dibandingkan dengan lokasi sekolah lain mungkin agak berbeda ini. Ini memang  tanah tailing yang diserahkan dari pemko, ya mau tak mau kita laksanakan. Sebelum dilakukannya pekerjaan kita turun surpe bersama sampai dewan pun turun kelokasi ini. Luas lahan yang disediakan pihak pemko seluas 4 hektar.

“Masa pekerjaan 135 hari kalender dimulai pada tanggal 28 juli. Karenakan ada pemangkasan anggaran pekerjaan ada cconya, kasihan juga kontraktornnya. Pekerjaan Lantai dasar itu sama dengan bobotnya dengan lantai dua. Artinya itu dicor pakai redimik dan pakai besi tulang sama dengan besi lantai dua jadi bukan semen biasa. Kalau kita pinginkan pekerjaan maksimal sesuai kebutuhan sekolah,”  kata Said Idris diruang kerjanya, Senin, (7/3/2015).

“Berdasarkan surat yang kita terima dari Walikota kita laksanakan, walaupunlah mungkin ada riak-riakkan. Makanya sebelum saya mulai saya datangkan kepala kabag pemerintahan, pu, bappeda, dinas pendidikan, camat, lurah, rt, rw, semua sampai mau 20 orang dilapangan. Saya sampaikan mohon kiranya ini dipersiapkan karena Provinsi akan membantu membangun secara fisik. Sebelum mulai diporadik, camat dengan lurah turun cek batas-batas tanah semua. Kalau lahan itu telah diserahkan pihak Antam ke Pemko pada tahun 2004,” ungkap Said.

Tambahnya, Pembangunan USB kita rencananya memang tiga lantai dan memang rencana awal ada di renva itu dua tahap I 2,5 M tahap II 2,5 M tapi apa dayalah. Kalaupun ada lanjutan kita maksimalkan angka yang ada, karena kita targetkan tahun depan sudah ada penerimaan murid baru.

Menurut Said selaku PPTK proyek, lahan tersebut ditimbun dan tanah timbunannya dibeli dari masyarakat setempat. “ Item pekerjaan tahap satu seharusnya sampai finishing, ada dinding tapi tak sampai full e.

Sesuai dengan anggaran kita hitung duitnya segini maksimalkan karna kita bertahap. Saya mintak rencanakan itu untuk tiga lantai. Sekolah ini ukuran tiga rkb stengah, tiga ruang belajar sisanya untuk tangga dan toilet. Luas banguna USB sekitar 36 X 10, pekerjaan sekarang hanya sampai struktur bangunan saja. Pihak kontraktor baru dibayar sekitar 55 persen sisanya sekitar 15 persen belum dibayarkan dari total pekerjaan,” kata PPTK

Sementara itu pihak konsultan pengawas mengatakan ketika dikonfirmasi media ini, seharusnya kemaren sampai dak lantai satu karena ada efisiensi pengurangan anggaran di dinas pendidikan jadi beberapa bagian pekerjaan dipangkas jadi disesuaikan dengan sisa uang yang ada.

“Pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana sekitar 70 persen sebelum dilakukan pekerjaan lahan tersebut ditimbun sebanyak 2500 kubik menggunakan tanah dibelakang lokasi pembangunan. Pondasi menggunakan tiang pancang dengan kedalaman berfariasi, kalau tak salah saya paling dalam tiang pancangnya sekitar 27 meter,” ungkap Konsutan pengawas di kantornya Kamis, (10/3/2016).

Sungguh sangat miris melihat bangunan yang dibangun oleh pihak rekanan. Kondisi tanah dibawah lantai telah turun beberapa inci. Beberapa tiang masih terlihat batu kerikilnya bahkan hingga menampakan besi pengikat. >>Doni

Loading

Related posts