Natuna (MR)- Pekan Exfo memang sudah lama berakhir, Namun sejumlah kulitinta yang bertugas dilapangan, masih menyimpan tanda tanya.
Pasalnya pembagian dana publikasi oleh Dinas tersebut terbilang tak adil. Dikarena kan, adanya perbedaan pemberian dana liputan antara koran Cetak dan Online.
Seperti yang dikatakan beberapa wartawan mingguan cetak online. Saat PPTK, meminta bukti peliputan, beberapa media mingguan, yang nota bene punya online, mencetak pemberitaan tentang pelaksanaan pekan exfo. Ironisnya, tidak ada pemberitahuan, akan memilah milah wartawan .maupun bukti cetaknya.
Celakanya PPTK, membuat suatu kebijakan yang dinilai melukai sejumlah kulitinta .Jika mau dipilah pilah kenapa dari awal tdk diberitahukan. Namun demikian kebijakan sang pptk, dinilai kena ‘pembisik”.Jika dirunut , Media online, jauh lebih cepat dalam menyampaikan suatu peristiwa, berita online bukan harian lagi,namanya, malah perjam.minat baca jauh lebih banyak dan jangkauan lebih luas .Sayangnya hal tersebut tidak dipikirkan oleh PPTK.
Dengan adanya cara pilah memilah soal pembagian dana uang liputan, Disparbud Natuna, akan berdampak buruk bagi Dinas tersebut, dikemudian hari.
Imformasi yang diterima wartawan koran ini, ternyata koran cetak juga, ada yang dibayar sama dengan online.Pada hal, Marvis selaku PPTK, mengatakan perbedaan pembayaran hanya pada koran online..”Saya dibayar sama dengan online juga bang,Saya tak ambil, buka ajalah anggaran pekan Exfo ,ucapnya sedikit kesal. Dari kejadian ini, ada yang tak beres soal pembagian liputan pekan exfo.
Belum diketahui, Apa maksud PPTK, Marvis, “Sehingga berani memilah milah kemampuan wartawan untuk menulis. Jika mau dibagi kenapa harus dipilah pilah?.
Sementara anggaran publikasi pekan Exfo tahun ,2017 di DPA, dinas Parawisata Kabupaten Natuna, sebesar Rp.37.500.000. Tidak tau pasti koran mana yang dapat besar dan dapat kecil. Serta berapa jumlah wartawan yang dibayarkan. Ikuti berita selanjutnya, bongkar anggaran Pekan Exfo Natuna tahun 2017./Roy.