Waspada “Jurus Tipu Muslihat” Kades Tapao?

Natuna, (MR)
Mentari siang , sudah berada diubun ubun, pertanda, hari sudah mulai beranjak sore. Namun Putra terlihat ,tertunduk lesu, ketika beberapa kulitinta, berkunjung ke rumahnya. Kabar tentang, pengadaian surat tanah, oleh oknum kepala desa pun ,menyeruak ke publik.

Dalam batinnya, kenangan pahit ini, akan menjadi pelajaran berharga. Pasalnya niat hati ingin memecah surat tanahnya ,malah “tertipu”oleh perangkat desanya sendiri.

Putra salah satu warga Desa Tapau secara terang terangan” diperdqya”oleh sang kades. Kejadian tersebut bermula dari Kepengurusan surat Tanah di kantor Desa Tapao.

Berawal pada bulan Oktober tahun 2016 lalu, Ia melakukan Transaksi penjualan sebidang tanah kepada saudara Heru,. Untuk memecah surat Tanah tersebut, mereka sepakat mengeluarkan dana satu juta setengah sebagai biaya pembuatan surat baru, yang di kenakan Kades. Demi memperlancar kepengurusan kesepakatan pun dilakukan
“Pak Sulaiman (kades Tapau) pun ,meminta biaya itu”.agar surat tanah tersebut dapat dipecah. ucap lelaki itu. saat di konfirmasi di rumah ya.

Sayangnya niat baik mereka, disalah artikan sang Kades. Kepengurusan surat tanah ,tak pernah dilakukan . Sulaiaman malah , menggadaikan surat tanah mereka. Jika ditanya kapan selesai, Ia ber dalih, surat masih di proses di BPN.(Badan Pertanahan Nasional).Ironisnya, Sulaiman malah meminta biaya tambahan untuk kepengurusan pembuatan Sertifikat tiga juta setengah kepada pak heru.

Permintaan tersebut terjadi, dikala Heru, dan pak kades turun ke Ranai .Kebetulan mau beli kasur tempat tidur. Sampai di ranai Sulaiman ,meminta biaya pembuatan sertifikat sebanyak tiga juta setengah. Karena duit tak ada, maka biaya untuk membeli kasur, 1,5 juta ,saya berikan sebagai panjar yang di ambilnya dari ATM(Anjungan Tunai Mandiri). Demi pemecahan surat bisa cepat, Niat hati nak tidur dikasur empuk, terpaksa diurungkan dulu, Ucap pak Heru selaku pembeli .

Singkat cerita, hingga awal tahun 2017,kepengurusan surat tanah pun tak kunjung selesai. Ternyata akal bulus Pak Kades ketahuan juga. Seperti pepatah mengatakan, sepandai pandai tupai melompat pasti jatuh kekubangan juga.

Begitulah kiasan kelakukan sang Kades. Heru dan Putra mulai curiga. Sebab sudah berbulan bulan, surat tanah , tak kunjung selesai. Diam diam merekapun mulai mencari informasi, benar juga, ternyata surat tanah mereka, bukan diurus , melainkan digadaikan kepada warga ranai senilai Rp.30. Juta.

Untuk membongkar perilaku buruk , Kades, Tapao ini, mereka mem beri ultimatum, agar. Surat tanahnya segera dikembalikan.

“Pak Sulaiman” menipu” kami,rupanya surat tanah ,di gadai Rp 30 juta tampa sepengetahuan kami. Kalau ditanya kenapa belum selesai, Ia beralasan ,surat tanah sedang diurus di BPN,Padahal sudah digadaikan kepada seorang ibu diranai” ucap Putra.

“Pada bulan April 2017 lalu,barulah surat Tanah di pulangkan,setelah di tebus .Soal ya ,Saya sudah ketemu dengan ibu itu dan melihat surat tanah saya berada di tangan ya.”

Sulaiman ketika di wawancara oleh media ,membenarkan bahwa telah mengadaikan surat tanah,namun sang kades merasa permasalahan ini enteng..

“Masalah ya kan udah selesai,surat tanah sudah saya pulangkan,apa lagi?kok di permasalahkan,kalau mau nulis silahkan saja” tantang sang Kades sambil meninggalkan media dengan sepeda motornya.”

Sulaiaman tidak sadar, pada hal dalam KUHP, sang Kades sudah layak dipidana, karena menggadaikan surat tanah, tanpa izin pemiliknya.

Sebagai perangkat desa, seharusnya sang Kades memberi contoh kepada masyarakat, kenyataan, berbanding terbalik. Kelakuan Sulaiman tidak boleh ditelolir, Bupati Natuna harus mengambil sikap tegas,bila perlu mencopot Kades Tapao dari jabatannya, agar tidak ada lagi Sulaiman lain yang berkelakuan seperti itu.

Kelakukan Suliman ,telah mencederai visi Bupati, memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Karena Kades merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Daerah, di desa. Jika Kades berkelakuan seperti ini, sudah sepantasnya Bupati mencopot dan menggantinya. Kecuali, Bupati tidak perduli dengan warganya.

Sementara itu Camat Bunguran Tengah,Saidir yang menerima informasi berjanji akan memanggil Kades Tapao, guna dimintai pertanggung jawan. Ia geram dan malu kalau mendengar cerita itu.

“Senin depan saya akan panggi, untuk menanyakan langsung masalahnya kalau bener di gadaikan,tentu dia sudah salah. Seharusnya surat diurus ,bukan di gadaikan .ucap sang camat. >>Roy

Loading

Related posts