Peringatan Hardiknas Jangan Hanya Serimonial Tanpa Makna

DRS. HADI HAIRUDINMalut, (MR)
Momentum hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei 2015, diperingati tidak hanya sekedar serimonial tanpa makna. Momentum tersebut patut diperingati sebagai wujud refleksi perjuangan para The Founding Father khususnya para tokoh pendidikan bangsa ini yang mendharmabhaktikan dirinya untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Refleksi perjuangan tersebut seharunya memberi inspirasi pada penguatan semangat, visi dan gerakan aksi bagi kemajuan pendidikan khsuusnya di Maluku Utara.

Konsepsi pemikiran tersebut diramu MR, perwakilan Maluku Utara dalam sesi wawancara dengan ketua umum PGRI Kota Ternate, Drs. Hadi Hairudin, MM. Ia menilai kondisi objektif pendidikan di Maluku Utara khususnya di Kota Ternate dewasa ini menuntut keterlibatan semua elemen terutama pemerintah sebagai pusat pengambil kebijakan di bidang pendidikan, komunitas teknisi pendidikan atau guru-guru dan masyarkat sebagai elemen stakeholder. Perumusan konsep tujuan dan visi serta gerakan aksi sampai pada pencapaian hasil atau tujuan harus terlahir dari sebuah kesepakatan bersama dari forum three parte tersebut. Artinya jika keputusan yang terkait dengan ikhwal pendidikan terkesan mengabaikan satu elemen tersebut maka dampaknya bisa dipastikan akan mempengaruhi efektifitas sebuah keputusan.

Sinergitas dan kerjasama yang baik akan melahirkan sebuah keputusan bersama untuk diimplementasi bersama berikut juga bisa dievaluasi bersama terutama segi kelemahan dan keunggulan. “banyak diantara keputusan-keputusan di bidang pendidikan terutama di sekolah yang telah disepakati bersama antara kepala sekolah, guru-guru, komite dan orangtua tapi kemudian pada tahapan implementasi sering memantik suara-suara sumbang di kalangan orangtua siswa.” Pungkas Hadi yang juga kepala Sekolah SMPN 4 Ternate. Ia juga menambahkan pihak sekolah akan selalu membuka ruang bagi setiap orangtua siswa yang ingin menyampaikan permasalahan terutama yang  terkait dengan kebijakan pihak sekolah.

Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini, dunia pendidikan dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan kemajuan tersebut. Dengan demikian upaya pembenahan elemen-elemen pendidikan tidak hanya difokus semisal pada peningkatan mutu atau kualitas gurunya saja tetapi siswa atau peserta didik juga harus memiliki kemajuan belajar yang tinggi. Pada aras ini menurutnya sangat diperlukan peran orangtua untuk menumbuhkan kemauan belajar tersebut pada anak. “Membentuk karakter, kepribadian anak yang bermoral, cinta akan ilmu pengetahuan, starting awalnya adalah dimulai dari institusi keluarga.” Ungkapnya.

Dengan demikian adalah keliru jika setiap persoalan yang terkait dengan peserta didik atau siswa selalu dinisbahkan pada pihak sekolah, sekolah pula yang dijustifikasi.

Secara terpisah saat dihubungi MR, kepala UPTD Ternate Utara Dra. Farida Syah, melalui momentum Hardiknas 2 Mei 2015, dia sangat mengharapkan adanya kebijkaan Pemerintah Kota Ternate terutama Dinas Pendidikan Kota untuk lebih memperhatikan kebutuhan yang terkait pelaksanaan ujian. Sebab menurutnya anggaran yang diberikan Pemkot untuk membiayai kegiatan ujian dengan perincian 1 siswa sebesar Rp 50.000,- menurut Ida sapaan akrabnya sangatlah membebani pihak sekolah terutama UPTD sebagai unit pelaksana teknis pendidikan dasar. Ida berharap Pemkot lebih memahami kebutuhan pelaksanaan ujian yang untuk tahun 2015 ini dengan besaran Rp 50.000,- sangat minim pada akhirnya pihak UPTD terpaksa mencari solusi lain untuk melengkapi kebutuhan tersebut.

Guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya di Kota Ternate, kepala UPTD Ternate Utara ini juga mengharapkan kepada Anggota DPRD agar lebih memaksimalkan fungsi kontrol terkait penggunaan anggaran pendidikan. “Kita berharap kepada Anggota DPRD agar bisa mengawal, mengontrol anggaran pendidikan sebaik mungkin, jangan hanya berkoar-koar tapi awasilah anggaran itu sebaik mungkin.” Papar Ida pada MR. >>Ateng-Saleh

Loading

Related posts