Lumbung Beras Sultra Rawan Kekeringan Yusran Silondae: Konsekuensi Eksploitasi SDA

Kendari, (MR)
Empat Daerah penghasil beras di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam kekeringan. Keempat daerah tersebut, kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Muhammad Nasir, adalah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Konawe, Muna Barat (Mubar) dan Buton.
“Ini menjadi persoalan karena daerah yang rawan kekeringan dan rawan banjir adalah lumbung beras kita,” ujar pria berkacamata ini di ruang kerjanya, Senin (17/9).
Penyebabnya, karena untuk mengairi persawaahan di daerah tersebut, belum sepenuhnya mengandalkan sistem irigasi teknis, tapi umumnya masih menggunakan irigasi desa. Kondisi ini, lanjutnya, membuat dia dan jajarannya melakukan edukasi petani melalui sekolah lapang tentang bangaimana cara menghadapi situasi iklim ekstrim kekeringan dan banjir di beberapa Kabupaten.
Sesungguhnya, kata dia, dalam menghadapi musim kemarau ini, pihak Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan pompa air, namun sistem pompanisasi ini juga tidak dapat berfungsi maksimal, persoalannya saat ini debit air yang akan dipompa sudah sangat berkurang sehingga hanya sedikit air yang bisa menjangkau lahan pertanian.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Sultra akan berlangsung hingga November 2018 mendatang. Karena itu, masyarakat Sultra diimbau untuk tetap mewaspadai adanya potensi kekeringan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II, DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Rasyid, berharap kepada petani untuk memaksimalkan pemanfaatan bantuan-bantuan Alat Mesin Pertanian (alsintan) dalam menghadapi kemara.
“Supaya petani bisa memanfaatkannya untuk menyedot air yang ada di beberapa sumber air, baik itu di sungai maupun rawa,” ungkap Rasyid di ruang kerjanya, Senin (17/9).
Menurut Politisi PKS ini, kemarau mengancam areal pertanian, khususnya tanaman padi yang membutuhkan banyak air dan dapat menyebabkan terjadi gagal panen akibat kekeringan. Karena itu, sistim pompanisasi menjadi alternatif yang tepat untuk mengairi sawah petani. “Makanya saya sarankan kepada dinas terkait untuk mempersiapkan alat pompa air guna menghindari kerugian bagi petani,” imbuhnya.
Ancaman kekeringan ini juga menjadi perhatian Anggota DPD RI asal Sultra, Drs.H.Yusran A.Silondae. Menurutnya, ancaman kekeringan merupakan konsekuensi dari ekspolitasi sumber daya alam (SDA) yang berlebihan. Karena itu, ia menghimbau kesadaran semua pihak agar dalam mengelola SDA agar memperhatikan aspek lingkungan.
“Semua pihak turut bertanggung jawab dalam menjaga kerusakan lingkungan, sehingga hutan kita tidak gundul. Kalau hutan sudah gundul, maka cadangan air akan habis dan mengakibatkan kekeringan di musim kemarau dan di musim hujan banjir akan senantiasa mengancam,” kata mantan Wagub Sultra ini dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Bombana, Kamis (20/9). >>HT

Loading

Related posts