Kantor PP & PA Halmahera Barat Miliki Pusat Pelayanan Terpadu

Johana Lusje Lethulur, S.Pd, MsiHalmahera Barat, (MR)
Dalam upaya merespon permasalahan yang terkait tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam wilayah kabupaten Halmahera Barat, Pemda Halbar melalui kantor pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PP & PA) telah membentuk pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Sebuah langkah nyata dengan terobosan program advokasi dan pendampingan terhadap kaum perempuan dan anak yang sering menjadi obyek kekerasan fisik dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual. Di wawancarai media rakyat kepala kantor PP & PA Halmahera Barat Johana Lusje Lethulur, S.Pd, Msi mengakui tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah bentuk tindakan melawan hukum.

Pelakunya bisa dikenakan sangsi atau hukuman. Tindakan ini pula menurutnya bisa berimplikasi secara psikologis terhadap korban. “kantor PP & PA melalui pusat pelayanan terpadu terus memfasilitasi dan melakukan pendampingan terhadap korban tindak kekerasan baik perempuan maupun anak. Dengan keberadaan pusat pelayanan terpadu ini pula kita terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat yang diharapkan adalah Side effect masyarakat kita ini teredukasi sehingga intensitas kasus tindak kekerasan untuk Halbar bisa berkurang”. Ungkapnya pada media rakyat.

Berdasarkan data kasus P2TP2A yang berhasil dihimpun media rakyat dari kantor PP & P2 tahun 2015 untuk Halmahera Barat teradapat 15 kasus diantaranya kasus perzinaan, pencabulan dan pemerkosaan sebanyak 9 kasus, KDRT 2 kasus, persetubuhan anak di bawah umur 1 kasus, penganiayaan anak 1 kasus dan pertengkaran 1 kasus.
Selain advokasi dan pendampingan melalui pusat layanan terpadu ini PP & P2 Halbar juga membentuk wadah forum anak. Wadah ini dimaksudkan untuk mengorganisir dan menghimpun anak-anak secara kolektif terutama anak-anak yang berpotensi dan anak penyandang disabilitas. “potensi mereka bisa diukur berdasarkan pengetahuan keilmuan, keterampilan juga minat dan bakat” ungkapnya. Menurut Lusje mereka anak-anak yang berpotensi ini adalah asset buat daerah yang kelak bisa diharapkan dapat berkontribusi penting sekaligus lokomotif pembangunan Halmahera Barat.

Selain itu menurutnya dalam upaya melestarikan nilai kearifan budaya local pada setiap even tahunan pariwisata dan budaya “festifal teluk jailolo” dimeriahkan pula permainan tradisional anak. “dengan cara seperti ini kita bisa menumbuhkan kecintaan setiap anak terhadap warisan budaya, juga dapat mengintegrasikan perbedaan pada setiap anak dalam mengenal lingkungan sosialnya disamping bisa menumbuhkan kreasi dan inovasi anak juga memupuk kebersamaan antar sesama”. Demikian Lusje pada media rakyat. >>Ateng

Loading

Related posts