Jatim Jadi Tuan Rumah Dalam Rangka Memperingati Hari Susu Nusantara (Hsn)

PuncakJawa Timur, (MR)
Puncak peringatan Hari Susu Nusantara (HSN) yang dipusatkan di kampus UB Malang mengusung tema “Sehat, cerdas, sejahtera, dengan minum dua gelas susu setiap hari”.

Acara itu menjadi momentum sebagai upaya konsolidasi semua pihak guna membangkitkan kembali industri susu dalam negeri. Pemilihan Jawa Timur sebagai tuan rumah perayaan Hari Susu Nusantara (HSN), lantaran Jawa Timur menyumbang 56 % jumlah susu nasional.

Dalam acara tersebut dihadiri Gubernur Jatim H. Soekarwo, Dirjend Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA dan juga Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Ir. Maskur, MM.
Dalam sambutan, Kepala Dinas Peternakan Prov Jatim, Ir. Maskur MM, menyampaikan melalui peringatan Hari Susu Nusantara ke 8 Tahun 2016 ini, Dinas Peternakan Prov. Jatim ingin mengajak masyarakat Indonesia membudayakan kebiasakan minum susu yang tujuannya agar tercipta keluarga Indonesia yang Sehat, Cerdas, Sejahtera dengan minum dua gelas susu setiap hari. Selain itu juga untuk meningkatkan konsumsi gizi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah melalui perluasan pangsa pasar,” ujarnya.

Pada acara it, Dirjend Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA menyapaikan permintaan maaf sehubungan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha peternakan sapi perah. Fokus utama di sub sektor PKH sendiri adalah upaya pencapaian kecukupan daging sapi.

Ia juga menjelaskan, bahwa Pengembangan usaha persusuan di Indonesia, sesungguhnya tak hanya menjadi tanggungjawab Kementerian Pertanian, tetapi juga harus melibatkan peran serta pemerintah daerah serta banyak stakeholder seperti peternak, industri pengolahan susu (IPS) serta pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan peternakan sapi perah (industri pakan, obat hewan, peralatan, koperasi susu).

Untuk saat ini populasi ternak sapi perah di dalam negeri terus menurun hingga tinggal sekitar 525 ribu ekor dengan total produksi susu segar hanya 800 ribu ton, tak cukup memenuhi kebutuhan susu untuk industri di dalam negeri.
Akibatnya impor susu kini telah melebihi 80% dari total kebutuhan nasional. Impor sebagian besar dalam bentuk susu bubuk dan condensed/evaporated milk. “Untuk dapat meningkatkan produksi susu nasional, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengundang sebanyak mungkin investor untuk terjun di usaha peternakan sapi perah. Regulasi hendaknya dibuat sesederhana mungkin agar menarik bagi calon investor,” tegasnya.

Begitupun, menurut penyampaian H. Soekarwo (Gubernur jatim) dalam acara tersebut, Bahwa Jawa Timur saat ini sudah menjadi sentra sapi perah nasional. Kondisi ini tercermin dari jumlah populasi sapi perah di Jatim yang mencapai 256.178 ekor atau hampir 50 persen dari total populasi sapi perah nasional. Populasi sapi perah sebanyak itu memberi kontribusi produksi susu segar sebanyak 1.300 ton per hari atau 55 persen dari total produksi susu segar nasional.

Masih menurut Pak. De Karwo (sapaan),penyebaran sapi perah meliputi Kabupaten Pasuruan (80.518 ekor), Kabupaten Malang (75.683 ekor), Kabupaten Tulungagung (23. 663 ekor), Kabupaten Blitar (14.102 ekor), Kota Batu (11.060 ekor), Kabupaten Kediri (9.029 ekor), dan Kabupaten Probolinggo (6.172 ekor). Untuk kualitas susu segar yang dihasilkan oleh para peternak di Jatim merupakan yang terbaik secara nasional. Sebanyak 95 persen dari susu segar yang dihasilkan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), tegas Pak. De Karwo. >>ADV/Fir

Loading

Related posts