Diduga SMS Politik Marzuki Alie ‘Bocor’

Jakarta,(MR)

SETELAH beredarnya pesan singkat atau SMS dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait kemarahannya atas manuver anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie jelang KLB, kini beredar pula SMS balasan dari pria yang menjabat sebagai Ketua DPR itu. Namun, ketika dikonfirmasi ihwal SMS balasan itu, Marzuki menyatakan hal itu tak benar. “Hoax itu,” kata Marzuki di Jakarta, Rabu (27/3).

Berikut bunyi SMS yang diduga merupakan balasan dari MarZuki ke SBY itu. “Yth Ketua Wanbin / Bapak SBY yang sangat saya hormati, 1. Apakah komitmen saya selama ini tdk cukup membuktikan loyalitas saya dengan PD dan Bapak SBY. 2. Saya sangat sedih apabila saya diposisikan sebagai orang yang berseberangan dengan Bapak, padahal saya masuk ke partai ini dengan segala keikhlasan untuk mendukung bapak sejak 2003 sampai saat ini. 3. Memang beberapa waktu yang lalu, ada komunikasi saya dengan DPD dan DPC2, menanyakan sikap saya dalam KLB.

4. Komunikasi ini berjalan normal dan biasa karena kedekatan saya dengan kader, sejak lama, tapi hanya komunikasi dg telp. 5. Memang ada beberapa yang datang ke jakarta, tentu saya hrs terima dengan baik di rumah, karena sejak dulu hubungan saya memang demikian. Saya memahami sekali bhw dalam politik harus dibangun komunikasi utk membangun kesepahaman.

6. Setelah pertemuan dengan Bapak di istana, saya sangat memahami situasi tsb, ditambah pertemuan antara DPD dan MT di Cikeas saat terakhir. 7. Saya melaporkan bahwa mereka yang datang ke Jakarta saat ini, seperti yang bapak maksudkan adalah dalam rangka transit menuju Bali, karena pesawat ke Bali tidak mudah, maka saya bantu mereka tempat penampungan, sekaligus menyiapkan SURAT DUKUNGAN MEREKA; MENDUKUNG BP SBY SEBAGAI KETUM, SESUAI KESEPAKATAN CIKEAS, karena saya sangat tau, tdk semua DPD mampu mengendalikan DPC. Itu dilakukan oleh Pak Opat sendiri, dengan melaporkan perkembangan kpd Mas Ibas dan juga sdh memberikan info sebelumnya ke Ibu Ani.

8. Saat saya memutuskan berhenti sebagai Dir BUMN dan 100% mengabdi di PD, pada pertemuan di Hotel Sheraton Bandara April 2004, dengan hormat saya memohon kepada bapak, apabila ada issue ttg saya mohon bapak klarifikasi dulu, krn dunia politik penuh dengan fitnah. Selama ini saya selalu pada posisi difitnah, saya sangat paham, saya mengerti bahasa tubuh, tapi karena saya ikhlas dan berserah diri kepada Allah, saya diam saja. Saya yakin kebenaran pasti akan menjadi pemenang.

9. Begitu juga yang datang ke Bali lebih dulu dari waktu yang ditentukan OC dan tidak transit Jakarta, juga difasilitasi di hotel yg sederhana dekat acara ina Beach Bali. Rencananya Pak Opat akan mengajak mas Ibas menemui mereka setelah kumpul semua, agar tidak ada yang salah paham.

10. Semua itu dikerjakan Pak Opat sendiri, karena saya tetap bekerja dan dua hari ini sudah di Bali, sidang parlemen asia pacific dengan CSO dan malam ini dinner dengan Bapak, rencana besok setelah pembukaan HLP, saya kembali ke jakarta karena ada tugas penting. Jadi tidak ada kesempatan ketemu dengan DPC-DPC atau DPD.

11. Mohon maaf bapak, sms bapak yang edarkan seolah saya penjahat / penghianat PD, membuat saya merasa tidak berguna di PD, seolah saya yang merusak PD. Padahal sejak Saya sebagai sekjen selalu menjaga marwah PD dengan bekerja lurus, dan tidak peduli siapapun, itu yang membuat masalah hubungan saya dengan Ketum walaupun secara pribadi saya tetap baik dan menghormati beliau sebagai senior, dan saya bertanggung jawab karena saya sebagai campaign master beliau di Kongres I Bali.

12. Kongres di Bandung, bukan saya melanggar perintah Bapak, tapi saya tahu bahwa kita akan menghadapi situasi seperti saat ini dan sekarang semua terbukti. Sama seperti Kongres I Bali, saya mengusung HU tdk direstui Ibu, tapi itu pilihan terbaik sebagai partai baru, tidak boleh orang lain yg bisa merusak hubungan dengan Bapak sebagai Pendiri PD, karena Politik sangat Jahat, itu yang saya maknai selama ini.

13. Apa yang saya lakukan adalah terbaik untuk PD dan Bapak, tidak ada keinginan pribadi saya, karena saya sudah sangat bersyukur dengan diberikan amanah saat ini. Mohon maaf Bapak, situasi ini membuat saya sangat sedih, mungkin ada kata yg salah. Wass MA” >> Ediatmo

Loading

Related posts