Bakesbangpol KKA Menaungi Raker dan Sosialisasi FKUB KKA di Kecamatan

Anambas,(MR)
Di Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),  terdapat beberapa jenis penganut agama yang berbeda. Dari satu sisi, perbedaan-perbedaan yang ada dilihat dan dinilai sebagai kekayaan bangsa dimana para penganut agama yang berbeda bisa saling menghargai atau menghormati, saling belajar, saling menimbah serta memperkaya dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dan keimanan masing-masing. Perbedaan tidak perlu dipertentangkan, tetapi dilihat dan dijadikan sebagai pembanding, pendorong, bahkan penguat dan pemurni apa yang dimiliki. Kaum beriman dan penganut agama yang berbeda-beda bisa hidup bersama dengan rukun dan damai selalu, bisa bersatu, saling menghargai, saling membantu dan saling mengasihi, seperti yang diatur dalam Pancasila dan UUD’45.
Damainya kehidupan umat beragama yang beraneka ragam ini juga tidak luput dari peran serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Di Kabupaten Kepulauan Anambas contohnya, dua tahun lalu Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol KKA) telah membentuk FKUB  mulai dari tingkat Kabupaten hingga tingkat kecamatan. Dan kehadiran organisasi yang bertugas mempersatukan dan menjaga kerukunan umat beragama di wilayah KKA ini telah memperlihatkan kinerjanya. Terbukti, di tahun ini saja, tingkat kerukunan (toleransi-Red) umat beragama di KKA naik hingga delapan puluh persen.
“Kita berharap melalui raker  ini, mudah-mudahan lebih mendorong peningkatkan peran dan fungsi FKUB  baik secara pribadi maupun umat dalam memelihara kerukunan hidup seluruh umat beragama, serta dapat bangkit mengejar ketertinggalan untuk meraih kemjuan di masa yang akan datang. Dan alhamdulilah, di tahun ini saja kerukunan umat beragama di KKA telah mencapai delapan puluh persen, itu terlihat  pada bulan puasa kemarin, masyarakat sangat saling menghargai, tidak ada lagi yang mengganggu ketenangan ibadah antar umat beragama lainnya,”terang Kepala Bakesbangpol KKA, Drs. Baharuddin Thalib yang akrab di sapa Bahar usai mengisi acara Rapat Pengurus FKUB KKA di balai pertemuan desa Air Bini kecamatan Siantan Selatan, Senin (8/10) lalu.
Meski begitu, Bahar juga tidak menampik sewaktu-waktu bisa terjadi persoalan yang mengancam kerukunan antara umat beragama di wilayah KKA. Misalnya, persoalan yang muncul di era reformasi saat ini adalah adanya bahaya desintagrasi yang muncul dalam berbagai bentuk, sperti terjadinya konflik horizontal di beberapa tempat, yang dikaitkan dengan faktor-faktor ekonomi, politik mau pun budaya. Konflik ini semakin jelas ketika sentimen keagamaan ikut mewarnai berbagai peristiwa. Pertikaian antara kelompok dalam masyarakat pada gilirannya dapat menjadi ancaman bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita berharap melalui rapat kerja sekaligus sosialisasi ini, mudah-mudahan lebih mendorong kita untuk dapat meningkatkan peran dan fungsi baik secara pribadi maupun umat dalam memelihara kerukunan antar umat beragama, serta dapat bangkit mengejar ketertinggalan untuk meraih kemajuan di masa yang akan datang,” tambah Bahar.
Lebih lanjut Bahar juga menegaskan, ada empat pilar yang menjadikan  bangsa Indonesia ini mencintai Negara, budaya dan saling menghormati antar umat beragama, yakni,   Pancasila, UUD’45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.  “Dengan berlandaskan empat pilar itulah kita sebagai bangsa Indonesia yang beragama dan berbudaya, maka dipastikan kita tidak akan bisa terpecah belah,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, camat Siantan Selatan, Burhanuddin juga  mengatakan, sampai saat ini kepedulian antar umat beragama diwilayah kerjanya  sudah terjalin baik. Bahkan tidak jarang, masyarakat Siantan Selatan yang berbeda agama saling tolong menolong. “Masyarakat disini juga berbeda agama, namun kerukunan umat beragama di sini sudah terjalin sangat baik. Dan mereka juga satu sama lain saling menghargai dan saling bantu. Alhamdulilah, disini aman-aman saja,” tutur Burhan.
Sementara Ketua FKUB Anambas Tarmidji, Aj saat memimpin forum meminta kepada Ketua FKUB kecamatan untuk secepatnya menyerahkan program kerjanya di tahun 2013 mendatang. “Sampai saat ini, program kerjanya kami di kabupaten masih menunggu program kerja dari FKUB  kecamatan. Dan nantinya akan kami satukan. Agar tidak terjadi tumpang tindih. Meski begitu, kami tetap memprioritaskan kerukunan umat beragama,”  ujar Tarmidji. >> SES

Loading

Related posts