Anambas “Keroyok” Kemiskinan

Abdul Haris, SH. : Inilah Pembangunan Nasional Sesungguhnya

 

Anambas,(MR)

KEMISKINAN masih menjadi masalah di berbagai tempat di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik angka kemiskinan memang menurun dari tahun ke tahun, akan tetapi kemiskinan masih menjadi salah satu masalah nasional  bagi bangsa Indonesia yang seperti tidak kunjung habisnya.

Sebagai kabupaten yang masih berusia muda, Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) juga tidak terlepas dari masalah tersebut. Kemiskinan juga masih merupakan sebuah masalah daerah yang menunggu untuk diselesaikan. Sebagian besar warga KKA menggan-tungkan hidupnya dengan melaut, dan hanya sebagian kecil yang melanjutkan hidupnya dengan kegiatan lain seperti bertani dan berdagang.

Menggantungkan hidup dari hasil laut di daerah yang seperti KKA, yang mayoritas dilingkupi oleh laut memang menjanjikan. Akan tetapi kita juga tidak bisa mengesampingkan faktor geografis dan keadaan alam yang menjadi salah satu momok bagi pelaut. Kondisi alam di KKA yang dipengaruhi oleh pertukaran angin menjadikan Melaut menjadi penghasilan “Musiman” bagi nelayan. Dalam setahun nelayan hanya bisa melaut selama 4 sampai 6 bulan, dan sisanya mereka tidak bisa menghasilkan apa-apa dari laut. Kehidupan musiman ini menjadikan sebagian besar kehidupan nelayan di KKA miskin.

Melihat kondisi ini Pemkab Anambas tidak tinggal diam. Pemkab Anambas telah membentuk sebuah team koordinasi khusus untuk “Mengeroyok Kemiskinan” tersebut. Team tersebut dipimpin langsung oleh wakil Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris, SH, dan Sekretarisnya dari Bappeda. Team terdiri dari beberapa SKPD seperti Dinas Sosial, Dinas ESDM, Dinas PU, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan serta Disperindag Kop dan UKM.

Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris, SH yang juga menjadi ketua team pengentasan kemiskinan tersebut  mengatakan bahwa program ini adalah inti dari pembangunan nasional yang sebenarnya. “Saya rasa membangun kehidupan masyarakat menjadi lebih baik adalah pembangunan nasional yang sebenarnya. Saya tidak bilang membangun gedung dan jalan tidak perlu. Tapi membangun kehidupan masyarakat kita ke taraf hidup yang lebih layak jauh lebih penting dari semua itu,” kata Haris saat ditemui diruang kerjanya.

Salah satu program pengentasan kemiskinan yang menjadi konsen khusus Pemkab Anambas adalah rehabilitasi rumah tidak layak huni di seluruh KKA. Tidak tanggung-tanggung, Pemkab Anambas menganggarkan Rp. 20 juta untuk setiap rumah tidak layak huni yang akan dibantu. “Kita anggarkan Rp. 20 Juta per rumah untuk membantu rumah tidak layak huni tersebut,” kata orang nomor 2 di KKA ini.

Dari 1500 rumah yang didata tidak layak huni, 500 rumah yang terdiri dari beberapa desa di KKA sudah menerima bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni  pada tahun 2011. Dari data yang dipaparkan Haris, desa Air sena, desa Air Asuk dan desa Air Biru sudah 100% menyelesaikan rehabilitasi rumah tidak layakk huni tersebut. “Tahun 2011 kita sudah memberikan bantuan kepada 500 rumah tidak layak huni.  Dan dari beberapa desa sudah 100% selesai rehabilitasi rumah tidak layak huni nya,” papar Haris.

Untuk tahun 2012 Pemkab Anambas semakin menunjukan keseriusannya untuk segera menyelesaikan masalah rumah tidak layak huni tersebut. 2012 Pemkab Anambas langsung menargetkan untuk membantu 600 rumah tidak layak huni. “Tahun ini kita akan bantu 600 rumah. 300 dari Anambas sendiri, dan 300 lagi bantuan dari Provinsi,” kata Haris.

Awalnya bantuan dari Pemkab Anambas dan Pemprov Kepri 2 berbanding 1 yaitu 300 rumah dari Pemprov dan 150 rumah dari Pemkab Anambas, akan tetapi Pemkab Anambas menambahkan Kuota rumah yang akan dibantu menjadi 300 rumah. “Awalnya bantuan kita dan Pemprov itu 2:1. Tapi karena kita serius untuk program ini, kita naikkan lagi. Kita samakan saja dengan Pemprov menjadi 300 rumah, jadi seimbang,” papar Haris

Seolah belum puas dengan upaya-upaya tersebut, Pemkab Anambas mengambil langkah lain. Tahun ini Pemkab Anambas juga mengajukan bantuan renovasi 400 rumah tidak layak huni kepada Menteri Perumahan Rakyat. “Kita juga ajukan kepada Menpera sebanyak 400 rumah. Walaupun bantuan nya hanya berkisar Rp. 5 juta sampai Rp.10 Juta, tapi paling tidak itu bisa membantu masyarakat kita untuk merehabilitasi rumah mereka,” kata Abdul Haris.  >> Eichiro/ Edo

Loading

Related posts